Hero

Valuasi Saham BJBR: Contoh Aplikasi Metode Absolut Discounted Cash Flow (Bagian 3 dari 3 Tulisan)

oleh: @andirerei (Sesepuh Forum Saham IDX6000)

Kita lanjut ke bagian 3 (tiga) mengenai valuasi saham dengan metode absolut Discounted Cash Flows (DCF). Jika dalam metode DDM parameter yang digunakan hanya data dividen, maka dalam metoda DCF, parameter yang digunakan menggunakan data dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dan data laba perusahaan.


Seperti halnya dalam metoda DDM, dalam metoda DCF pun hanya menggunakan faktor fundamental emiten yang bersangkutan tanpa membandingkannya dengan rasio-rasio keuangan emiten lain dalam satu industri (sektor/sub sektor).
Metode Absolut : Discounted Cash Flows (DCF) 
Dalam metode DCF, intinya bahwa seluruh uang di perusahaan (emiten) di masa depan (future value) jika didiskontokan merupakan nilai wajar saham tersebut (present value). Di bawah ini contoh tahapan valuasi saham dengan metoda DCF pada saham PT. Bank Pembangunan Daerah Jawab Barat dan Banten Tbk. (#BJBR) sebagai berikut:

a. Dapatkan Data Dividen, EPS dan PER. Diusahakan agar data yang digunakan memakai rentang waktu yang panjang beberapa tahun ke belakang agar perhitungan valuasi saham yang dihasilkan semakin obyektif. 

b. Hitung rata-rata DPR, pertumbuhan EPS, dan PER. Dengan data di atas kita dapatkan data DPR (Dividend Payout Ratio) dengan cara membagi Dividen dengan EPS, juga didapatkan data rata-rata pertumbuhan EPS dan rata-rata PER sebagai berikut :



Untuk menghindari ketidaktepatan dalam menghitung harga wajar saham akibat angka pertumbuhan EPS yang tinggi atau bahkan sangat tinggi yang akan mengakibatkan harga saham menjadi tinggi pula, atau karena angka pertumbuhan EPS yang rendah yang akan mengakibatkan harga saham menjadi terlalu rendah, namun mengingat kinerja usaha emiten itu tidak statis, maka diperlukan batasan-batasan tertentu sebagaimana teknik Charles S. Mizrahi dalam bukunya Getting Started in Value Investing (Analisis Fundamental Saham, Desmond Wira) sebagai berikut :
1) Jika pertumbuhan EPS > 0,15, digunakan angka 0,15.
2) Jika pertumbuhan EPS < 0,15, digunakan angka 0,10.
3) Jika rata-rata PER > 20, digunakan angka 17.
4) Jika rata-rata PER < 20, digunakan angka 12.

c. Hitung Future Value EPS. Selanjutnya kita hitung proyeksi EPS untuk 5 tahun ke depan dimulai dari EPS tahun terakhir (dalam hal ini EPS tahun 2015). Karena rata-rata pertumbuhan EPS seperti tabel di atas < 0,15 maka kita gunakan angka 0,10 sebagaimana teknik Charles S. Mizrahi di atas, dengan perhitungan sebagaimana tabel di bawah ini :


Sesuai dengan perhitungan data pada tabel di atas, Future Value EPS saham #BJBR adalah sebesar Rp228,72.

d. Hitung Future Value Harga Saham. Proyeksikan harga saham di akhir tahun dalam 5 tahun ke depan dengan cara mengalikan Future Value EPS dengan rata-rata PER. Karena rata-rata PER seperti tabel di atas < 20, maka kita gunakan angka 12 sebagaimana teknik Charles S. Mizrahi di atas, dengan perhitungan sebagai berikut :

Harga Saham 
= EPS x PER
= Rp228,72 x 12 kali
= Rp2.744,70.

Pada akhir tahun ke-5 dalam 5 tahun mendatang, harga saham #BJBR diperkirakan diperdagangkan pada harga sekitar Rp2.744,70.

e. Hitung Akumulasi Dividen. Jumlahkan akumulasi dividen yang akan diterima selama 5 tahun ke depan. Dividen di sini dihitung dengan cara mengalikan Future Value EPS dengan DPR sebagaimana tabel di bawah ini :



Berdasarkan perhitungan data pada tabel di atas menunjukan bahwa jumlah dividen saham #BJBR yang akan diterima selama 5 tahun ke depan adalah sejumlah Rp554,89.

f. Hitung Future Value Total. Hitung Future Value total harga saham #BJBR dengan cara menjumlahkan harga saham di akhir tahun ke-5 dengan jumlah akumulasi dividen pada tahun ke-5 tersebut di atas sebagai berikut :

FV Harga Saham Total 
= Rp2.744,70. + Rp554,89.
= Rp3.299,59.

g. Tentukan Tingkat Imbal Hasil/Diskonto. Tentukan tingkat imbal hasil yang diinginkan, dalam contoh saham #BJBR ini kita ambil angka 17%.

h. Hitung Present Value (Harga Wajar). Hitung harga wajar saham #BJBR dengan mencari present value dari harga saham total di masa 5 tahun yang akan datang, dengan perhitungan sebagaimana di bawah ini :

PV (harga wajar) 
= FV / (1 + R) n 
= Rp3.299,59 / (1 + 0,17) 5 = Rp1.504,98.

Dari hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa harga wajar saham #BJBR adalah sebesar Rp1.504,98. Kemudian kita bandingkan harga wajar saham #BJBR tersebut dengan harga di market saat ini.

Jika harga saham di market saat ini lebih tinggi dari Rp1.504,98 maka saham #BJBR telah overvalued, disarankan untuk menunggu beli di sekitar harga itu atau di bawahnya. Jika harga saham di market saat ini lebih rendah dari Rp1.504,98 maka saham #BJBR telah undervalued, maka pembelian bisa dilakukan.

Sekarang kita gunakan data rata-rata EPS dan rata-rata PER apa adanya tanpa batasan sebagaimana metoda Mizrahi tetapi tetap dengan asumsi tingkat imbal hasil yang diinginkan sebesar 17%, maka hasilnya adalah sebagai berikut :

a. Dapatkan Data Dividen, EPS dan PER
b. Hitung rata-rata DPR, pertumbuhan EPS, dan PER
c. Hitung Future Value EPS. Selanjutnya kita hitung proyeksi EPS untuk 5 tahun ke depan dimulai dari EPS tahun terakhir (dalam hal ini EPS tahun 2015).


Sesuai dengan perhitungan data pada tabel di atas, Future Value EPS saham #BJBR adalah sebesar Rp199,19.

d. Hitung Future Value Harga Saham. Proyeksikan harga saham di akhir tahun dalam 5 tahun ke depan dengan cara mengalikan Future Value EPS dengan rata-rata PER.

Harga Saham 
= EPS x PER
= Rp199,19 x 6,96 kali
= Rp1.386,37.

Pada akhir tahun ke-5 dalam 5 tahun mendatang, harga saham #BJBR diperkirakan diperdagangkan pada harga sekitar Rp1.386,37.

e. Hitung Akumulasi Dividen. Jumlahkan akumulasi dividen yang akan diterima selama 5 tahun ke depan. Dividen di sini dihitung dengan cara mengalikan Future Value EPS dengan DPR sebagaimana tabel di bawah ini :

Berdasarkan perhitungan data pada tabel di atas menunjukan bahwa jumlah dividen saham #BJBR yang akan diterima selama 5 tahun ke depan adalah sejumlah Rp508,43.

f. Hitung Future Value. Total Hitung Future Value total harga saham #BJBR dengan cara menjumlahkan harga saham di akhir tahun ke-5 dengan jumlah akumulasi dividen pada tahun ke-5 tersebut di atas sebagai berikut :

FV Harga Saham Total 
= Rp1.386,37. + Rp508,43. 
= Rp1.894,79.

g. Tentukan Tingkat Imbal Hasil/Diskonto. Tentukan tingkat imbal hasil yang diinginkan, dalam contoh saham #BJBR ini kita ambil angka 17%.

h. Hitung Present Value (Harga Wajar). Hitung harga wajar saham #BJBR dengan mencari present value dari harga saham total di masa 5 tahun yang akan datang, dengan perhitungan sebagaimana di bawah ini :

PV (harga wajar)
= FV / (1 + R) n
= Rp1.894,79 / (1 + 0,17) 5
= Rp864,24.

Dari hasil perhitungan menggunakan data rata-rata EPS dan rata-rata PER tanpa batasan teknik Mizrahi di atas menunjukan bahwa harga wajar saham #BJBR adalah sebesar Rp864,24. Kemudian kita bandingkan harga wajar saham #BJBR tersebut dengan harga di market saat ini.

Jika harga saham di market saat ini lebih tinggi dari Rp864,24 maka saham #BJBR telah overvalued, disarankan untuk menunggu beli di sekitar harga itu atau di bawahnya. Jika harga saham di market saat ini lebih rendah dari Rp864,24 maka saham #BJBR telah undervalued, maka pembelian bisa dilakukan.

Kekurangan Metode DCF : Harus hati-hati dalam menentukan asumsi tingkat imbal hasil yang diinginkan, asumsi pertumbuhan EPS, asumsi rata-rata PER, karena asumsi yang kurang tepat akan menjadikan perhitungan harga wajar saham menjadi kurang tepat pula.

Kelebihan Metode DCF : Perhitungannya tidak hanya menggunakan parameter dividen, tetapi juga menggunakan pendapatan perusahaan (emiten), sehingga metoda DCF ini bisa juga diaplikasikan terhadap emiten yang tidak membagikan dividen secara rutin.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

#Disclaimer on 

Catatan Syariahsaham:
Pemilihan BJBR hanya sebagai contoh, bukan sebagai rekomendasi beli atau jual. BJBR TIDAK TERMASUK ke dalam Daftar Efek Syariah (DES).

Untuk berlangganan, silakan masukkan email:

1 Response to " Valuasi Saham BJBR: Contoh Aplikasi Metode Absolut Discounted Cash Flow (Bagian 3 dari 3 Tulisan) "

  1. itu PER nya kok ga sesuai dengan ringkasan performa kinerja keuangan ya??? th 2015 kan PER 5,26x kok malah beda????

    BalasHapus