Syariahsaham.com, CIANJUR -- Sebelum membaca sekuel terakhir ini, silakan baca juga bagian-bagian sebelumnya. (Bagian 1, 2 &3, Bagian 4 & 5, Bagian 6 & 7)
#8
Di tengah perjalanan menuju tempat makan itulah obrolan pun dimulai.
"Amsi itu apa sih, Sep? " tanya LKH
"Oh, itu singkatan nama saya, Pak. Kebetulan nama saya kan cukup panjang, Asep Muhammad Saepul Islam, jadi supaya lebih singkat, cukup Amsi saja" jawabku.
"Terus kalo mang itu sendiri maksudnya?" tanya LKH lebih lanjut.
"Kalo mang itu kebetulan keponakan saya banyak, Om. Sekitar 30-an orang, dan mereka serempak memanggil 'amang'" paparku.
Sambil mencari-cari tempat makan yang pas buat kita, LKH menyebutkan bahwa ia pernah membaca tulisan di blog saya (MangAmsi.Com). Kemudian ia juga menceritakan bahwa ia punya kenalan yang juga pernah baca tulisan saya di blog.
Akhirnya, Kafe Betawi menjadi pilihan kita untuk makan sore. Kang Farid menyusul ke tempat pertemuan kita.
"Asep harus nyoba makanan Betawi nih" ungkap LKH
"Wah, kebetulan Om, dah lama nih ga nyicipin Soto Betawi" candaku
Kita pun melanjutkan obrolan seputar keluarga dan aktivitas sehari-hari.
"Mohon doanya, Om. Saya insyaAllah menjadi bapak empat anak"
"Wah, banyak amat, Sep. Saya aja cuman dua" sahut LKH.
Waktu menunjukkan sekitar jam 5.00 sore, saat ada panggilan masuk ke ponsel LKH, dan ternyata dari istrinya. Dari isi pembicaraan, istrinya mengabarkan bahwa ada tamu yang sedang menunggunya di rumah.
"Aduh, saya lupa ada janji dengan seseorang sekarang. Tapi, nggak apa-apa lah kita tunggu makanan dulu, terus saya pulang" kata LKH
Obrolan pun berlanjut sekitar 10 menitan. Kali ini LKH bertanya mengenai alasan saya terjun di dunia investasi dan waktu memulainya. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat.
"Ngomong-ngomong, kita sudah pesan apa belum ya?" tanya LKH sambil langsung bergegas menuju pelayan untuk mengkonfirmasi pesanan.
Ternyata... kita memang belum order, karena keasyikan ngobrol
"Nggak apa-apa, Om. Lain kali saja, tamu Om sudah menunggu di rumah" kataku.
LKH memohon maaf belum bisa makan bersama kemarin. Namun, saya menyatakan bahwa bertemu dan mengobrol dengan LKH saja sudah menjadi kebahagiaan tersendiri.
Sebelum pamit, LKH memberikan kejutan lagi berupa buku tentang investasi karangan kolumnis Kontan, Lukas Setia Atmaja.
"Ini buku yang bagus untuk calon investor" tandasnya.
Kami pun berpisah dengan menyisakan ketertegunan atas serangkaian peristiwa ajaib hari ini. Peristiwa yang 'laa yahtasibu', tak terduga sebelumnya. Peristiwa yang mengantarkan pada suatu keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita.
See you, LKH! God bless you!
Bagian 1, 2 & 3 | Bagian 4 & 5 | Bagian 6-7
Kembali ke Meet Lo Keng Hong Series
"Aduh, saya lupa ada janji dengan seseorang sekarang. Tapi, nggak apa-apa lah kita tunggu makanan dulu, terus saya pulang" kata LKH
Obrolan pun berlanjut sekitar 10 menitan. Kali ini LKH bertanya mengenai alasan saya terjun di dunia investasi dan waktu memulainya. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat.
"Ngomong-ngomong, kita sudah pesan apa belum ya?" tanya LKH sambil langsung bergegas menuju pelayan untuk mengkonfirmasi pesanan.
Ternyata... kita memang belum order, karena keasyikan ngobrol
"Nggak apa-apa, Om. Lain kali saja, tamu Om sudah menunggu di rumah" kataku.
LKH memohon maaf belum bisa makan bersama kemarin. Namun, saya menyatakan bahwa bertemu dan mengobrol dengan LKH saja sudah menjadi kebahagiaan tersendiri.
Sebelum pamit, LKH memberikan kejutan lagi berupa buku tentang investasi karangan kolumnis Kontan, Lukas Setia Atmaja.
"Ini buku yang bagus untuk calon investor" tandasnya.
Kami pun berpisah dengan menyisakan ketertegunan atas serangkaian peristiwa ajaib hari ini. Peristiwa yang 'laa yahtasibu', tak terduga sebelumnya. Peristiwa yang mengantarkan pada suatu keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita.
See you, LKH! God bless you!
Bagian 1, 2 & 3 | Bagian 4 & 5 | Bagian 6-7
Kembali ke Meet Lo Keng Hong Series
0 Response to " Bertemu Lo Kheng Hong (Lagi) Bagian 8: "Dinner" with LKH "
Posting Komentar