Hero

Mengenal Support dan Resistance dalam Pergerakan Harga Saham (1)

Pada dasarnya penggunaan seluruh indikator analisis teknikal dalam trading saham adalah untuk menentukan support dan resistance dalam suatu trend pergerakan harga. 

Support (S) adalah batas dimana diperkirakan harga tidak akan turun lagi (dalam periode tertentu), sedangkan Resistance (R) adalah batas dimana diperkirakan harga tidak akan naik lagi (dalam periode tertentu). Namun demikian, dalam prakteknya, harga bisa bergerak bebas tanpa ada yang dapat memperkirakannya secara pasti, bisa saja harga menembus S (breakdown) maupun R (breakout). 

S/R biasanya diilustrasikan berupa garis lurus imajinatif yang menghubungkan titik harga tertentu dengan titik harga tertentu lainnya. Titik low ke low (L-L) atau high ke high (H-H), bisa dengan garis menyilang (diagonal) dalam suatu trend pergerakan harga seperti dalam trendline, atau bisa juga berupa garis mendatar (horizontal) diantara range harga tertentu seperti dalam Fibonacci retracement. 

Apabila garis S/R tersebut berulang kali disentuh dan tidak dapat dilewati oleh harga, maka S/R tersebut bisa dikatakan sebagai S/R yang kuat. S/R berguna untuk menentukan titik entry (buy) maupun titik exit (sell) yang tepat agar didapat profit yang maksimal. Selain itu S/R berguna juga untuk meminimalkan resiko kerugian melalui penetapan titik stop loss (SL). 

Penentuan S/R perlu dibarengi juga dengan adanya kemungkinan lain ketika terjadi perubahan trend harga yang sedang berlangsung yang mengakibatkan berubahnya titik S/R oleh penembusan level S/R (breakout/breakdown) dalam trend pergerakan harga. 

Ketika harga pada penutupan hari bursa menembus level R (breakout) maka R tadi berubah menjadi level S baru pada range harga yang baru di atasnya, demikian juga ketika harga pada penutupan hari bursa menembus level S (breakdown) maka S tadi berubah menjadi level R baru pada range harga yang baru di bawahnya. 

Apabila suatu S yang kuat atau sangat kuat ditembus (breakdown), biasanya akan berubah menjadi R yang kuat atau sangat kuat pula pada range harga baru di bawahnya, demikian juga dengan R kuat atau sangat kuat ditembus (breakout), biasanya akan menjadi S yang kuat atau sangat kuat pula pada range harga baru di atasnya. 

Untuk menghindari false breakout atau breakdown, sebagian trader biasanya menetapkan konfirmasi setelah 3 (tiga) hari atau kenaikan/penurunan harga sebesar 3%. Artinya jika selama 3 (tiga) hari setelah breakout harga tetap bertahan di atas S yang baru, atau harga naik sudah sampai sebesar 3% (rule dari Pak Satrio Utomo - @RencanaTrading), maka berakout tersebut terkonfirmasi (bukan false breakout), begitu pun sebaliknya apabila terjadi breakdown. Setelah menembus level S/R, trend harga cenderung akan melanjutkan pergerakannya. 

Penggunaan alat (tools) dan metode untuk menentukan S/R, bisa kita dapatkan atau kita temukan di buku-buku atau laman web tertentu yang membahas mengenai analisa teknikal. Beberapa dantaranya adalah sebagai berikut : 

a. Dengan cara manual. 
Metode ini tergolong sederhana, anda hanya perlu melihat trend dan pergerakan harga dalam periode tertentu, kemudian menarik garis lurus dari titik tertinggi harga yang satu ke titik tertinggi harga lainnya, sehingga terlihat garis R. 

Begitu pun dalam menetukan S, anda hanya perlu melihat trend dan pergerakan harga dalam periode tertentu, kemudian menarik garis lurus dari titik terendah harga yang satu ke titik terendah harga lainnya. Periode yang diproyeksikan sebaiknya tidak terlalu panjang agar range S/R tidak terlalu lebar, akan tetapi jangan juga terlalu pendek yang akan membuat kita menjadi sulit menentukan titik entry maupun exit karena range harga yang sempit. Penarikan garis ini bisa garis mendatar (horizontal) dalam trend sideways atau pun menyilang (diagonal) dalam trend bullish/bearish. 

Dalam penarikan garis S/R secara horizontal, pertama-tama tentukan titik low dalam suatu retracement sebagai S, kemudian tarik garis lurus secara mendatar dan hubungkan dengan titik low berikutnya. selanjutnya tentukan titik high dari retracement tadi sebagai R, kemudian taris garis lurus secara mendatar sejajar dengan garis S dan hubungkan dengan titik high lainnya. Berikut contoh penarikan garis S/R secara manual dalam bentuk garis horizontal: 



[Bersambung ...]

Untuk berlangganan, silakan masukkan email:

0 Response to " Mengenal Support dan Resistance dalam Pergerakan Harga Saham (1) "

Posting Komentar