Syariahsaham.com, CIANJUR -- Ketika Lo Kheng Hong ditanya mengenai kesehariannya, ia mengatakan, "Pagi-pagi di taman, siang di taman juga, sore pun tetap di taman". Pagi hari ia membaca empat koran.
Kemudian ia mempelajari laporan keuangan emiten. Ia juga mencermati pengumuman-pengumuman dari bursa yang bisa berjumlah ratusan tiap harinya.
Intinya, ia terus membaca dan belajar. Ia terinspirasi oleh Warren Buffet yang menyisihkan waktunya selama 6 jam untuk mempelajari saham.
Nasehat Lo Kheng Hong dalam memilih saham adalah 'pilihlah saham yang sedang "salah harga". Maksudnya, harga pasar saat ini masih di bawah harga wajarnya dan nilai intrinsiknya.
Tugas kita sebagai investor adalah menemukan perusahaan hebat dengan harga yang masih murah secara valuasi, bukan secara nominal. Bisa saja saham yang harga nominalnya 70ribu-an masih lebih murah valuasinya ketimbang saham yang harganya 50 perak sekali pun.
Ketika ada audiens yang bertanya mengenai risiko kerugian yang dialami, Kheng Hong menjawab bahwa risiko kerugian itu tetap ada tapi akan bisa diminimalisir jika kita mengetahui seluk beluk saham yang akan kita beli.
Kheng Hong tidak terlalu dipusingkan oleh kondisi makroekonomi, karena ia hanya terfokus dengan kinerja perusahaan yang sedang ia pegang. Dan memang terbukti, jika perusahaannya bagus, manajemennya bisa dipercaya, maka saat krisis adalah saat tepat untuk menambah portofolio, karena valuasinya semakin murah. "Kalau terus bicara makro, kita malah tidak dapat uang".
Ketika ditanya apakah ia berinvestasi saham di negara lain, "100 % portofolio saham saya ada di Bursa Efek Indonesia", tegasnya. Jawaban ini langsung disambut tepuk riuh peserta seminar.
Sesi berikutnya menghadirkan Giring Nidji yang mempresentasikan pentingnya investasi sejak masih muda. "If we know the future of our life, we will be happier, but the problem is we can't ", ungkapan ini membuka paparannya.
Selanjutnya ia menjelaskan bagaimana awal mula ia mengenal investasi, produk-produknya dan langkah-langkah action-nya. Awalnya ia sempat menjadi trader, namun akhirnya menjadi investor saja.
Ia mempersiapkan investasi itu untuk masa depan keluarganya dan mencapai tujuan-tujuan finansial mereka. Ia pun menganjurkan diversifikasi portofolio investasi. Ia pun menegaskan, bahwa tujuan investasi adalah 'to secure our happines in the future'.
Hari ini saya belajar banyak tentang investasi dan serba-serbinya. Belajar kerendahan hati dan kesederhanaan dari seorang triliuner sekelas Lo Kheng Hong. Belajar blue ocean strategy dari Mr. Harjanto dalam mengembangkan bisnisnya. Juga belajar merencanakan masa depan keluarga sejak masih muda dari Giring Ganesha.
Belajar investasi di dunia saja sudah sangat menawarkan optimisme akan kebahagiaan. Apalagi bila kita meniatkan investasi duniawi ini untuk lebih meningkatkan semangat dan action kita demi menambah pundi-pundi investasi abadi untuk kehidupan setelah kita tiada.
Tegalcaang, 30-11-2013, 09:07
Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4Kembali ke Meet Lo Keng Hong Series
0 Response to " Belajar dari Lo Kheng Hong Bagian 5: Securing Happiness in The Future "
Posting Komentar