Tulisan sebelumnya, silakan klik di sini!
Ketika harga saham turun dari harga awal beli, tapi ekuitas emiten terus tumbuh karena emiten senantiasa mencetak laba, yang mengakibatkan book value (BV)-nya terus meningkat, misal dari Rp1.000 menjadi Rp2.000 dan rajin membagi dividen, maka secara riil investor itu untung,
ini yang sering dibilang pak Lo Kheng Hong (LKH) dan @mangamsi bahwa pasar sedang "salah harga" (saham bagus yang terdiskon), Maka walaupun sahamnya disuspensi atau bahkan tidur, investor murni masih bisa senyum-senyum, hehehehe
Soal investasi jangka panjang yang dilakukan LKH di saham #PTRO, satu pihak mengatakan bahwa investasi itu tidak berhasil, karena harga sahamnya sekarang tinggal 25% dari harga belinya (12xx ke 30x). Pihak lain berpendapat, nggak apa-apa, toh sang investor menerima dividen miliaran dari saham ini, karena kepemilikannya yang besar (>10%).
Mesti dilihat nilai riil PTRO, jika meningkat dari saat pak LKH dulu membeli saham, (misal dulu BV Rp1.000 sekarang BV telah menjadi Rp2.000), maka secara riil pak LKH sebagai seorang INVESTOR sedang untung, tidak sedang merugi.........
Tapi kalau dilihat hanya dari market value, sangat jelas pak LKH sedang rugi parah. Bisa jadi BV #PTRO saat ini lebih rendah dibanding saat pak LKH dulu beli sahamnya, namun karena menggunakan $US maka ketika dikonversi ke Rupiah malah menjadi lebih tinggi, hehehe...............
Di situ lah cerdik (atau hokinya) pak LKH, beli saat kurs rendah, meski #PTRO kini tertekan hebat, tapi tertolong kurs dollar yang menguat,
bagaimana kalau dalam kondisi emiten yang merugi?
Pada BV Rp 1.000 kita beli Rp 1.000/lembar tapi setelah itu emiten malah merugi Rp 500 miliar yang mengakibatkan ekuitasnya menyusut tinggal hanya Rp 2,5 triliun, maka BV menjadi hanya Rp 833. artinya investor merugi Rp167/lembar
dan kalau emiten merugi, tentu saja tidak akan bagi dividen.....(enggak ada keuntungan/laba yang bisa dibagikan) hehehehe.......yang ada adalah berbagi kerugian
O ya....tapi tidak semata hanya BV yang diperhatikan, harus dikombinasi juga dengan EPS yang growth
di saat harga saham sedang jatuh namun kinerja emiten malah terus naik, maka investor "beneran" masih akan hold sahamnya, menunggu pasar "menyadari kesalahannya", hehehe......sambil nunggu itu mereka makan dividen.....
Di saat harga saham sedang naik tinggi dan kinerja emiten juga terus naik, maka investor "beneran" sedang meraih cuan berlipat-lipat, dari nilai asset yang naik, dari dividen, dan dari gain....
Di saat harga saham sedang naik tinggi namun kinerja emiten tiba-tiba anjlok, maka investor "beneran" akan segera keluar, begitu pun saya, atau kita semua...................hahahahaha
Di saat harga saham jatuh dan kinerja emiten juga jatuh terus (selalu merugi), maka investor "beneran" tidak akan pernah ada di situ, hehehehe
0 Response to " Menghitung Aset, Untung dan Rugi sebagai Investor Saham (2) "
Posting Komentar