Syariahsaham.com, CIANJUR -- Pembicara kedua dalam seminar kemarin adalah CEO dari AKR Corporindo (selanjutnya disingkat "AKRA", sesuai kode emiten ini di BEI), Mr. Haryanto Adikoesoemo. Pak Haryanto ini terpilih sebagai Asia’s Best CEO 2013 dalam 3rd Asian Excellence 2013 Recognition Award bulan Maret silam.
Prestasi individualnya dibarengi juga dengan terpilihnya AKRA sebagai Best Investor Relations Company dan Asia's Icon on Corporate Governance dalam Corporate Governance Asia Recognition Award 2013. AKRA ini juga ditahbiskan menjadi The 1st Rank of SWA 100 : Indonesia Best Public Companies 2013 Based on WAITM (Wealth Added Index) Method for Category Capital Goods pada tanggal 27 June 2013.
Pada kesempatan kali in, Mr. Haryanto berbagi kisah mengenai perjalanan PT. AKR Corporindo, Tbk. Ia mengawali paparannya dengan sebuah ungkapan, "Dunia ini tidak permanen, namun yang permanen itu adalah perubahan". Sejarah AKRA berawal dari tahun 1960-an ketika ayahnya mendirikan perusahaan ini dengan bidang perdagangan kimia di Surabaya.
Usaha ini terus berkembang hingga akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1994, AKRA memutuskan untuk go public.Berbagai inovasi terus dilakukan oleh AKRA dalam memperluas jaringan usahanya. Kinerja perusahaan dan efisiensi operasional terus ditingkatkan.
Beberapa tahun terakhir AKRA dipercaya pemerintah untuk mendistribusikan BBM bersubsidi dengan mempertimbangkan jaringan distribusi AKRA yang begitu besar. Tercatat AKRA memiliki10 pelabuhan laut dan 9 pelabuhan sungai di Indonesia dengan kapasitas storage kurang lebih 564.000 kilo liter.
Rinciannya, 450.000 kl untuk BBM dan 114.000 untuk bahan kimia. AKRA juga memiliki 5 pelabuhan sungai di Guigang, Cina mulai tahun 2006. Belum lagi 68 outlet pompa bensin dan 73 outlet pompa bensin yang diperuntukkan khusus untuk nelayan.
Proyek terbaru AKRA adalah membangun pelabuhan laut dalam pertama di Indonesia tepatnya di kawasan Gresik yang dapat memuat kurang lebih 18.000 kapal. Di sekitar pelabuhan tersebut dibangun juga kawasan industri terpadu. Untuk mempermudah akses, AKRA juga kan membangun jalan tol menuju pelabuhan tersebut. Proyek besar ini bertajuk Java Integrated Industrial and Port Estate.
Lebih lanjut Mr. Haryanto menyebutkan bahwa peluang distribusi BBM bersubsidi masih sangat terbuka lebar. Ia mengklaim bahwa AKRA adalah distributor BBM terbesar kedua setelah Pertamina. Meski demikian, ketersediaan pompa bensin masih sangat minim.
Dengan jumlah sekitar 5.200 pompa bensin saat ini, maka rasio pompa bensin di negara kita kurang lebih 45.000 orang per pompa bensin. Sedangkan Cina saja yang memiliki penduduk di atas satu milyar memiliki kurang lebih 1 juta pompa bensin atau 1.300 orang per pompa bensin. Masih kurangnya pompa bensin di Indonesia adalah peluang besar untuk pengembangan bisnis AKRA ke depannya. Hal ini akan semakin memperkuat strategi blue ocean yang menjadi strategi AKRA selama ini.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari Mr. Haryanto adalah ketika kita terus berinovasi dan menyelaraskan diri dengan kebutuhan zaman, dengan tetap berproses dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan, maka kesuksesan adalah hal yang menghampiri kita.
Ketika kesuksesan itu sudah diraih, maka kita tidak boleh melupakan orang-orang sekitar kita. Ini dibuktikan juga oleh AKRA dengan program CSR nya berupa beasiswa pendidikan anak berkebutuhan khusus dan layanan kesehatan dalam wujud mobil-mobil klinik.
* Tulisan ini bukan anjuran untuk membeli saham AKRA
Tegalcaang, 29-11-2013, 13:46
0 Response to " Belajar dari Lo Kheng Hong Bagian 3: Blue Ocean Strategy "
Posting Komentar