Syariahsaham.com, CIANJUR -- Setelah rehat kopi, acara dimulai agak terlambat dari jadwal. Sekitar jam 09.30-an, acara dimulai dengan pemaparan pak Ito Warsito sebagai Dirut BEI tentang laporan perkembangan Bursa Efek Indonesia beberapa waktu terakhir.
Antara lain bertambahnya jumlah investor dari 190 ribuan di tahun 2007, sekarang menjadi sekitar 400 ribuan. Kinerja indeks yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Mei 2013 di angka 5.200-an.
Antara lain bertambahnya jumlah investor dari 190 ribuan di tahun 2007, sekarang menjadi sekitar 400 ribuan. Kinerja indeks yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Mei 2013 di angka 5.200-an.
Yang menarik adalah jumlah investor asing masih mendominasi transaksi secara keseluruhan dibanding investor domestik. Beberapa upaya dilakukan BEI untuk menarik lebih banyak investor, diantaranya dengan rencana perubahan satuan lot dari 500 lembar saham/1 lot menjadi hanya 100 lembar saja. Ini artinya, jika kita hendak membeli saham perusahaan yang harganya Rp. 50/saham, maka cukup dengan Rp. 5.000 saja, masih lebih murah dibanding 1 porsi bakso.
Masalahnya adalah persepsi masyarakat yang belum sepenuhnya memahami peluang dan risiko investasi di pasar modal. Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa investasi adalah sesuatu yang berbahaya dan sangat merugikan.
Hal ini tidak terlepas dari maraknya investasi bodong yang sering terjadi. Padahal investasi di pasar modal menjanjikan high return meski menyimpan potensi high risk juga. Untuk meminimalisir risiko dibutuhkan edukasi investasi yang intensif.
Dalam jangka panjang, investasi di pasar modal relatif memberikan return yang terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan kinerja IHSG yang meskipun fluktuatif dalam jangka pendek, tapi dalam horison waktu yang panjang, IHSG terus menembus rekor baru.
Pada saat saya mulai belajar investasi tahun 2007, IHSG masih ada di bawah 2000-an. Namun pada bulan Mei lalu, IHSG menembus all time new high di level 5200-an. Ini berarti dalam kurun 5 tahun terakhir IHSG telah naik lebih dari 2 kali lipat.
Kisah takwil Nabi Yusuf atas mimpi raja adalah salah satu metode investasi yang modern di zamannya. Bagaimana ia mengusulkan kepada raja untuk berinvestasi lumbung yang banyak saat tujuh tahun masa panen sebagai antisipasi menghadapi tujuh tahun masa paceklik berikutnya. Kisah ini juga menyiratkan bahwa hidup itu memang fluktuatif, because life is never flat
Dan, untuk masa depan lebih baik, mari kita belajar investasi, dan menghindari spekulasi.
Tegalcaang, 29-11-2013, 07:26
Bagian 1 | Bagian 3 | Bagian 4 | Bagian 5
Kembali ke Meet Lo Keng Hong Series
Bagian 1 | Bagian 3 | Bagian 4 | Bagian 5
Kembali ke Meet Lo Keng Hong Series
0 Response to " Belajar dari Lo Kheng Hong Bagian 2: Mari Berinvestasi, Bukan Spekulasi! "
Posting Komentar