Syariahsaham.com, CIANJUR -- Tulisan bagian pertama, silakan klik di sini!.
Bagaimana dengan sektor konsumsi (JKCONS)? Ini dia datanya;
Pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 2008, semua sektor
terimbas, tak terkecuali JKCONS. Terjadi penurunan pada tahun 2008 (24,96%),
tetapi setahun kemudian mengalami puncak kenaikan yakni tahun 2009 (105,39%).
Namun demikian puncak kenaikan ekuitas kita justru baru terjadi pada akhir
tahun 2016 mencapai sejumlah Rp592.233.603,42.
Tahun-tahun selanjutnya pertumbuhan JKCONS terus meningkat
(lihat increase - kolom hijau), meski terjadi penurunan (lihat decline - kolom
kuning), namun penurunannya tidak signifikan (5,19%), dan ekuitas kita pun
tetap jauh lebih tinggi dibanding ekuitas awal di akhir tahun 2006.
Pada tahun 2008, penurunan di bursa saham terjadi begitu
drastis. Namun kalau kita perhatikan, penurunan JKCONS pada saat krisis
tersebut hanya sebesar (-24,96%), jauh lebih kecil daripada penurunan di
sektor-sektor lainnya. Bahkan penurunannya masih di bawah penurunan JKSE.
Besarnya tingkat penurunan sektor pada saat krisis tahun 2008 dapat kita lihat
pada tabel di bawah ini:
Selanjutnya adalah JKPROP,
Sektor properti dan konstruksi (JKPROP) mengalami penurunan
terdalam pada tahun 2008 (58,73%), meski tahun-tahun berikutnya kembali bisa
bangkit, namun puncak kenaikan baru terjadi pada masa kampanye pemilihan
presiden tahun 2014 (55,76%), sekaligus menjadi puncak kenaikan ekuitas kita
mencapai sejumlah Rp427.033.843,15. Pada saat kampanye pemilihan presiden
tersebut, saham konstruksi memang tampak seksi, dan hal ini yang mendorong
pergerakan harganya terlihat elok.
Lalu bagaimana dengan JKINFA? Ini dia datanya,
Meski issu pembangunan infrastruktur pada saat kampanye
pemilihan presiden tahun 2014 merupakan salah satu tending topic, tapi
pergerakan harga saham-saham di JKINFA belum begitu terasa. Kenaikannya hanya
sebesar 24,71%, masih kalah dengan kenaikan pada saat tahun 2009 (48,57%).
Namun demikian tahun 2014 ini adalah puncak kenaikan ekuitas kita mencapai
sejumlah Rp150.369.352,79.
Terus JKFINA bagaimana? Datanya di bawah ini,
Meski pada tahun 2008 itu adalah krisis akibat runtuhnya
lembaga-lembaga keuangan di USA dan Eropa, tapi pengaruhnya tidak seberapa
besar terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia. Data menunjukan bahwa
penurunan di sektor ini hanya sebesar 32,67%, yang mana setahun kemudian yakni
tahun 2009 malah rebound lebih dari 2 kali lipat (70,94%).
Namun demikian puncak kenaikan tertinggi ekuitas kita justru
baru terjadi di tahun 2016 mencapai sejumlah Rp393.033.838,41. Kalau kita
cermati, meskipun emiten penghuni di sektor ini adalah lembaga-lembaga
keuangan, namun peningkatan ekuitas kita di JKFINA dalam kurun waktu 10 tahun
ini masih kalah jika dibandingkan dengan di JKCONS atau JKMISC.
Kemudian JKTRAD, berikut ini:
Sektor perdagangan (JKTRADE) mengalami penurunan terdalam
pada tahun 2008 (61,78%), tetapi setahun kemudian mengalami puncak kenaikan
yakni tahun 2009 (85,91%). Namun demikian puncak kenaikan ekuitas kita justru
baru terjadi pada tahun 2014 mencapai sejumlah Rp319.408.899,23.
Uraian di atas menunjukan bahwa volatilitas harga rata-rata
tahunan sektor usaha/industri di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu
2007-2016 itu beragam, tidak sama, satu sama lain berbeda-beda. Kembali ke
konteks menghitung ulang valuasi saham secara periodik di atas, dalam
mengantisipasi volatilitas harga inilah gunanya kegiatan tersebut.
Data di atas menunjukan bahwa rata-rata peningkatan ekuitas
kita dengan asumsi ekuitas awal kita Rp100.000.000,00 jika dibandingkan dengan
peningkatan ekuitas JKSE yang meningkat menjadi sejumlah Rp293.362.023,13 (jika
kita tetap hold selama 10 tahun tanpa sekali pun menjualnya), maka akan kita
dapati sektor yang peningkatan ekuitasnya lebih tinggi dari JKSE, namun ada
juga yang lebih rendah dari JKSE.
Sektor yang peningkatan ekuitsnya lebih rendah dari JKSE
adalah JKAGRI, JKMING, JKINFA, dan yang lebih tinggi daripada JKSE adalah
JKBIND, JKMISC, JKCONS, JKPROP, JKFINA, JKTRAD, dengan peningkatan tertinggi
diraih oleh JKCONS.
Apa artinya? Bahwa JKCONS relatif lebih tahan banting di
banding sektor lainnya, dan pertumbuhan JKCONS ini relatif stabil dengan
kecenderungan terus meningkat. Maka dari itu JKCONS bisa dipertimbangkan
sebagai sarana untuk berinvestasi jangka panjang. (#disclaimer on,
hehehe..........).
Kita lanjut dengan melihat data pada tabel di bawah ini,
Pada tabel di atas tampak bahwa saat JKSE naik (incerase)
tahun 2007, 2009, 2016, seluruh sektor ikut naik juga. Saat JKSE turun
(decline) tahun 2008 dan 2015, seluruh sektor ikut turun juga. Namun di
tahun-tahun lainnya ada beberapa anomali, sebagai beikut :
Tahun 2010 JKSE naik, tapi JKPROP malah turun (kita sebut
saja anomali negatif ya).
Tahun 2011 JKSE naik, tapi JKAGRI, JKMING, JKINFA, JKFINA
malah turun (anomai negatif).
Tahun 2012 JKSE naik, tapi JKAGRI dan JKMING malah turun
(anomali negatif).
Tahun 2013 JKSE turun, tapi JKAGRI, JKCONS, JKPROP, JKINFA,
JKTRADE malah naik (anomali positif).
Tahun 2014 JKSE naik, tapi JKMING malah turun (anomali
negatif).
Sektor yang beranomali dengan JKSE namun anomalinya selalu
positif adalah JKCONS dan JKTRADE. Sektor yang selalu beranomali negatif adalah
JKMING dan JKFINA. Sektor yang beranomali positif sekaligus pernah juga
beranomali negatif adalah JKAGRI, JKPROP dan JKFINA. Sektor yang tidak pernah
beranomali (seiring sejalan dengan JKSE) adalah JKBIND dan JKMISC. (mohon
dikoreksi kalau saya salah lihat, hehehe).
Selanjutnya adalah, bagaimana dengan proyeksi pertumbuhan
untuk 10 tahun ke depan (2017-2026)? Bisa saja data rata-rata petumbuhan 10
tahun terakhir ini (2007-2016) dijadikan acuan untuk menghitung proyeksi
pertumbuhan selanjutnya. Maka itu mari kita bareng-bareng berhitung
masing-masing, hehehe............
Berdasarkan perhitungan proyeksi ke depan seperti di atas,
mudah-mudahan didapat sektor pilihan yang menurut kita prospektif. Kemudian
pertanyaannya adalah saham apa yang mesti dipilih disektor pilihan tersebut?
Bisa saja kita teliti masing-masing saham di sektor tersebut, tapi yang paling
mendekati biasanya adalah saham emiten yang jadi pemimpin sektor (big cap di
sektornya).
Atau anda punya metode perhitungan lain? Kalau iya, maka
yakinilah hitungan anda, percayailah dia, kemudian gunakanlah ! Selamat
berinvestasi.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
#Disclaimer on
By @andirerei
0 Response to " Senarai @andirerei: Sektor Apa Ya?: Bagian 2 "
Posting Komentar