Hero

EvanShare: Kesalahan Dominan yang Sering Dilakukan Pemula (1)

Syariahsaham.com, CIANJUR --  Cerita ini saya share berdasarkan pemahaman saya yg juga masih pemula, dan juga dari cerita-cerita pengalaman rekan-rekan sesama pemula.

1. Belum memahami sepenuhnya arti dan makna "INVESTASI"

Poin ini tidak membahas perbedaan antara TRADING dan INVESTING seperti yg pernah saya share sebelumnya; tp lebih kepada hakikat investasi itu sendiri.

Tapi saya harap semua rekan-rekan yg tergabung di grup ini sudah paham akan perbedaan TRADING dan INVESTING, kalo belum silakan baca shared file presentasi saya di Tel-U "Mind- Method-Money Management"

Poin ini terpikirkan oleh saya karena pertanyaan oleh nubie yg Mang Amsi share di grup sebelah,

"Jika kita membeli saham, kemudian dalam setahun harga sahamnya tidak naik, malah turun dari harga beli (capital loss), dan juga dividen nya di bawah bunga tabungan (2,42% p.a.), masih layakkah saham disebut instrumen investasi?"


Jikalau saya yg ditanya, malah akan saya tanya balik, "Apakah sudah paham makna INVESTASI ?"


Kebanyakan kita beranggapan investasi itu layaknya nanem duit; tumbuh dan berbuah. Letakkan uang di instrumen investasi yg lagi 'hot', ikut-ikutan ga mw ketinggalan, trus berharap uangnya bertambah seiring waktu.

Sederhana, beres, duduk manis uang datang.
Investasi buat saya memiliki 3 unsur penting yg harus dijawab sebelum memutuskan utk berinvestasi itu sendiri.

i). Goal/Objective

Sebenarnya tujuan kita untuk apa sih?
Untuk mengembangbiakkan uang?

Bukan, bukan itu tujuan yg saya maksud. Itu adalah efeknya; uang anda bertumbuh. Tapi tujuan anda ingin uang anda bertumbuh itu untuk apa?

Biaya sekolah anak, biaya pernikahan, biaya melanjutkan studi, biaya naik haji, biaya hari tua, biaya beli rumah dsb.

Itu yg dimaksud dengan goal; apa tujuan anda berinvestasi. Tujuan ini harus well-declared; jelas dan kuat karena berdampak ke unsur lainnya.

Apakah kita selama ini sudah punya tujuan Investasi?

ii). Timeline (Jangka Waktu)

Berapa lama anda ingin berinvestasi? Artinya berapa lama anda sanggup membiarkan uang yg anda investasikkan tersebut TANPA DIGANGGU?

Pertanyaan ini baru bisa dijawab JIKALAU KITA SUDAH PUNYA TUJUAN INVESTASI YANG JELAS.

Untuk biaya sekolah anak, mungkin 5 tahun lagi; jadi saya siap untuk menyisihkan uang saya sekarang dalam investasi selama 5 tahun.

Untuk biaya menikah, mungkin 2 tahun lagi; jadi saya siap untuk menyisihkan uang saya sekarang dalam investasi selama 2 tahun.

Sudahkah kita commit terhadap waktu investasi yg kita tentukan sendiri?

iii). Instrumen Investasi

Unsur ini baru bisa dijawab jikalau dua unsur sebelumnya sudah jelas. Instrumen disini maksudnya spt saham, reksadana, obligasi/sukuk, emas, properti, bisnis riil/konvensional dsb.

Untuk biaya sekolah anak, mungkin 5 tahun lagi; jadi saya siap untuk menyisihkan uang saya sekarang dalam investasi selama 5 tahun. Berarti saya cari instrumen investasi yg dalam historinya selama 5 tahun ke belakang dalam kondisi relatif menanjak.

Artinya saya tidak perlu khawatir jikalau dalam 2 tahun ternyata investasi saya drop, karena target saya adalah 5 tahun.

Untuk biaya menikah, mungkin 2 tahun lagi; jadi saya siap untuk menyisihkan uang saya sekarang dalam investasi selama 2 tahun. Berarti saya mencari instrumen investasi yg dalam 2 tahun sudah bisa menghasilkan keuntungan shg saya bisa menikah. Artinya saya TIDAK AKAN MEMILIH instrumen investasi yg baru menghasilkan lebih dari 2 tahun shg pernikahan saya bisa terancam tertunda.

Nah kebanyakan pemula langsung loncat ke unsur ketiga yakni instrumen investasi, tanpa mendefinisikan dulu dua unsur sebelumnya.

Akibatnya apa? Munculah pertanyaan tadi,

"Jika kita membeli saham, kemudian dalam setahun harga sahamnya tidak naik, malah turun dari harga beli (capital loss), dan juga dividen nya di bawah bunga tabungan (2,42% p.a.), masih layakkah saham disebut instrumen investasi?"

Dari pertanyaan tsb, bisa jadi penanya belum menentukan 3 unsur investasi secara jelas.

Apakah tujuan penanya berinvestasi? Mengapa khawatir dengan keputusan yg sudah diambil sebelumnya hny karena harga skrg turun dari harga beli?

Berapa lama rencana penanya untuk berinvestasi? Jikalau rencana jangka waktu investasinya adalah 3 tahun, pantaskah penanya khawatir harga turun baru dalam rentang waktu 1 tahun?

Mengapa saham emiten tsb yg dijadikan instrumen pilihan investasi? Jikalau sebelumnya sudah dipelajari resiko dan potensinya, wajarkah penanya khawatir dengan harga yg turun dan dividen yg lebih rendag dari bunga tabungan?
Lebih spesifik dalam investasi dalam saham; hal ini pun berlaku.

Mari kita sama-sama menentukan 3 hal diatas sebelum masuk ke pasar saham. Darisana kita bisa tw, apakah kita akan jadi trader atw investor, jadi swing trader atw trendfollower trader, jadi growth investor atw value investor, pilih saham sektor consumer atw sektor mining, pilih saham bluechip atw second liner, dst.

Mestinya tidak ada lagi pertanyaan,
"Besok bagusnya beli saham apa ya?"
Sekian untuk sesi pertama ini, masih ada beberapa cerita lain, mungkin dilanjut nanti sore. Mau main ke taman dulu bareng keluarga.

Kalau mw ada yg didiskusikan, silakan. Yang menjawab pun bisa semuanya, kita berbagi cerita disini.

Untuk berlangganan, silakan masukkan email:

0 Response to " EvanShare: Kesalahan Dominan yang Sering Dilakukan Pemula (1) "

Posting Komentar