Hero

Mengenal Karakter Sektor di Bursa Efek Indonesia dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (1)

oleh: @andirerei (Sesepuh Forum Saham IDX6000)

Saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) sektor yaitu: Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti dan Konstruksi, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa.

Karakter masing-masing sektor tersebut beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. PERTANIAN: Meliputi bidang pertanian, perkebunan, perikanan dengan dominan perkebunan (CPO), a.l. #AALI, #LSIP, #SSMS, #BISI. Karena orientasi pasarnya ekspor maka pengaruh yang dominan adalah fluktuasi harga komoditas (CPO/Jagung) dunia, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, regulasi pemerintah (pajak ekspor), dan permintaan dari negara importir terutama China.

Faktor iklim juga berpengaruh dimana musim hujan suplai sawit menurun, maka harga CPO kemungkinan besar ikut naik juga. Sebagai substitusi minyak (biofuel) saham-saham CPO dipengaruhi juga oleh harga minyak dunia, oleh karena itu disaat harga minyak mentah dunia turun, harga CPO biasanya tertekan.

2. PERTAMBANGAN: Meliputi batubara, logam, minyak dan gas, a.l. #PTBA, #ADRO, #ITMG, #ANTM, #TINS, #MEDC, #ELSA, #INCO. Karena orientasi pasarnya eksport maka pengaruh yang dominan adalah fluktuasi harga komoditas (batubara/logam/migas) dunia, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, regulasi pemerintah (pajak eksport), dan pertumbuhan ekonomi dunia yang mempengaruhi permintaan dari negara importir.

Jika kondisi ekonomi dunia membaik maka permintaan komoditas dan energi juga ikut naik. Pengaruh paling nyata sekarang ini terasa pada batubara. Jika kondisi ekonomi dunia sedang lesu, harga minyak mentah dunia sedang anjlok, maka harga batubara sebagai substitusi minyak menjadi tertekan karena kurangnya permintaan dari negara konsumen.

3. INDUSTRI DASAR: Meliputi pengolahan logam, keramik, semen, pulp/kayu, pakan ternak, kimia, plastik,a.l. #KRAS, #ISSP, #ARNA, #SMGR, #INKP, #INTP, #CPIN, #LTLS, #IPOL.

Sektor ini biasanya terkait dengan sektor lain. Misalnya semen dan besi/baja berkaitan dgn property dan infrastruktur, jika property dan infrastruktur meningkat maka semen ikut meningkat pula. Emiten dengan bahan baku import (pakan ternak) dipengaruhi nilai tukar Rupiah, atau isu flu burung/unggas.

4. ANEKA INDUSTRI: Didominasi adalah otomotif dan komponennya, lalu ada tekstil, kabel, juga elektonik. Sektor ini sangat tergantung suku bunga bank dan inflasi karena industri ini padat modal. Semain tinggi suku bunga inflasi dan inflasi maka biaya meningkat dan penjualan menurun karena penjualan biasanya dibiayai oleh kredit lembaga pembiayaan. Juga kebijakan pemerintah tentang harga BBM, aturan uang muka kredit kendaraan, aturan kandungan lokal dalam negeri.

Pengaruh lain yaitu pelemahan Rupiah karena sebagian bahan baku/komponen masih import yang akan meningkatka biaya produksi. Emiten dengan produk layanan purna jual (spare part) sebetulnya cukup menjanjikan, dalam periode waktu tertentu kita pasti ganti oli, ganti accu, ban, bahkan ganti kaca, atau komponen lainnya, namun entah kenapa emiten ini sahamnya kurang likuid. Emiten seperti #AUTO, #SMSM, #MASA, #NIPS kurang liquid, yang jago hanya #ASII.

5. KONSUMSI: Meliputi makanan dan minuman ada #ICBP, #MYOR, #AISA, rokok ada #GGRM, toiletris ada #UNVR, farmasi ada #KLBF, #KAEF, juga kosmetik ada #MRAT. Sektor ini dikenal defensif di segala kondisi karena produknya entah itu murah atau mahal tetap dibutuhkan orang untuk keperluan sehari-hari. Saham sektor ini favorit para investor jangka panjang.

Namun sayangnya tidak semua saham di sektor ini liquid. Saham sektor ini diuntungkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar dan pertumbuhan kelas menengah yang cukup pesat, dan itu adalah konsumen. Contoh; meskipun peredaran rokok dibatasi disana-sini tapi karena jumlah perokok yang banyak, maka kebutuhan akan rokok tetap tinggi. Contoh lainnya adalah kebijakan pemerintah yang memprioritaskan kesehatan pasti dibutuhkan obatobatan yang banyak.

Namun khusus sektor farmasi terpengaruh juga dengan fluktuasi Rupiah karena bahan baku sebagian besar masih import. Khusus #KLBF sebetulnya sangat menjanjikan karena produknya terdiversifikasi ke dalam produk pengobatan, juga produk kesehatan (suplemen).

6. PROPERTI: Sektor ini dihuni oleh banyak emiten pengembang perumahan diantaranya #LPCK, #PWON, #CTRA, selain itu ada juga emiten konstruksi BUMN yaitu #ADHI, #WIKA, #PTPP, #WSKT, atau konstruksi swasta #TOTL, #DGIK, #NRCA. Sektor ini sangat tergantung kondisi ekonomi. Jika inflasi tinggi, bunga kredit naik, maka penjualan menurun. Setelah perbankan, sektor ini paling terdampak apabila suku bunga naik.

Untuk mensiasati itu sebaiknya kita pilih emiten properti yang mengembangkan bisnisnya ke sektor lain yang menghasilkan pendapatan berulang, misal hotel, mall, taman rekreasi. Emiten konstruksi BUMN berkorelasi dengan kebijakan dan anggaran pembangunan pemerintah, semakin besar budget pembangunan di APBN, maka semakin besar pula peluang emiten ini.

Selanjutmya ....

Untuk berlangganan, silakan masukkan email:

0 Response to " Mengenal Karakter Sektor di Bursa Efek Indonesia dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (1) "

Posting Komentar