CIANJUR, Syariahsaham.com - Kita akan melanjutkan seri analisis teknikal bersama abah @andirerei, sesepuh forum saham IDX6000.
Indikator teknikal lainnya yang biasa digunakan dalam trading saham adalah Bollinger
Band (BB). BB digunakan untuk mengetahui tingkat volatilitas pergerakan harga dalam
periode tertentu. BB terdiri dari tiga garis yang membentuk layaknya sabuk pembatas
pergerakan harga, yaitu Upper Band, Middle Band, dan Lower Band sebagaimana
gambar berikut ini :
Apabila terjadi ketidakseimbangan antara permintaan (demand) dan penawaran
(supply), baik pada saat trend naik maupun saat trend turun yang kuat, maka BB akan
melebar akibat dari fluktuasi harga yang tinggi.
Namun jika terjadi keseimbangan
antara demand dan supply (pada saat trend sedang sideways) maka BB akan
menyempit. Perhatikan gambar berikut ini :
- BB merupakan indikator volatilitas sehingga tidak dapat berdiri sendiri atau dengan kata lain BB bukan indikator untuk aksi, sehingga perlu tambahan indikator lain untuk pengambilan keputusan Buy atau Sell, misalnya RSI atau CCI.
- Pada dasarnya harga akan bergerak dalam sabuk BB, namun bisa juga bergerak keluar dari sabuk, yang mana ini merupakan signal akan terjadinya pembalikan arah harga (reversal) atau bisa juga hal itu merupakan signal penguatan trend naik atau trend turun yang sedang berlangsung (trend continues). Untuk mengetahuinya kita bisa menggunakan indikator aksi yang lain, misalnya RSI atau CCI.
- Periode BB yang biasanya digunakan adalah 20, namun demikian bisa saja disesuaikan dengan metoda trading yang anda gunakan. Penggunaan periode BB yang kecil maka lebar sabuk pada BB pun akan terlihat sempit, dan apabila penggunaan periode BB yang besar maka lebar sabuk BB pun akan terlihat lebar. Apabila BB kita padukan dengan CCI, maka hasilnya sebagaimana uraian di bawah ini.
Namun sebelum itu, ada baiknya kita perlu mengingat kembali bagaimana cara
membaca CCI :
- Area Jenuh Jual (Oversold) CCI area jenuh jual (oversold) ketika garis CCI berada di bawah angka -100. Pada area ini kondisi sudah jenuh jual sehingga akan terjadi pembalikan arah harga. Namun dalam kenyataannya, kadang-kadang pergerakan harga di area ini malah cenderung semakin menurun (strong bearish) sebelum akhirnya naik.
- Area Tengah CCI area tengah ketika garis CCI berada diantara angka -100 dan 100. Area tengah ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu area antara angka -100 dan 0 serta area antara angka 0 dan 100. Dalam trend naik, pada area antara angka -100 dan 0 terjadi pembalikan arah harga (bulish reversal), dan pada area antara angka 0 dan 100 pergerakan harga memasuki trend naik yang makin menguat (bullish continues). Dalam trend turun, pada area antara angka 100 dan 0 terjadi pembalikan arah harga (bearish reversal), dan pada area antara angka 0 dan -100 pergerakan harga memasuki trend turun yang makin menguat (bearish continues).
- Area Jenuh Beli (Overbought) CCI area jenuh beli (overbought) ketika garis CCI berada diatas angka 100. Pada area ini kondisi sudah jenuh beli sehingga akan terjadi pembalikan arah harga. Namun dalam kenyataanya, kadang-kadang pergerakan harga di area ini malah cenderung semakin naik (strong bullish) sebelum akhirnya turun. Apabila BB kita padukan BB dengan CCI, maka :
a. Bila harga menembus keluar Upper Band atau menyentuh Upper Band, dan pada
saat yang bersamaan CCI menembus ke atas level 100, maka trend naik yang
sedang terjadi masih akan berlanjut, sebagaimana gambar berikut ini :
Sebaliknya bila harga menembus keluar Upper Band atau menyentuh Upper Band,
dan pada saat yang bersamaan CCI menuju ke bawah level 100, maka trend naik
yang sedang terjadi berbalik arah menuju Bearish, sebagaimana gambar berikut ini:
b. Bila harga menembus keluar Lower Band atau menyentuh Lower Band, dan pada
saat yang bersamaan CCI menembus ke bawah level -100 maka trend turun yang
sedang terjadi masih akan terus berlanjut, sebagaimana gambar berikut ini :
Sebaliknya bila harga menembus keluar Lower Band atau menyentuh Lower Band,
dan pada saat yang bersamaan CCI menembus ke atas level -100, maka trend turun
yang sedang terjadi berbalik arah menuju Bullish, sebagaimana gambar berikut ini:
Penggunaan indikator aksi yang tepat yang dipadu dengan BB akan menghasilkan
signal Buy atau Sell yang berpotensi meningkatkan keuntungan dalam trading dengan
memanfaatkan BB sebagai indikator volatilitas harga.
Posisi harga terhadap Middle Band dalam BB bisa digunakan untuk membaca trend
yang sedang terjadi dan bisa juga digunakan sebagai signal Buy atau Sell, dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Apabila Middle Band berada di bawah harga, maka trend yang sedang terjadi adalah
Bullish, dan ketika harga crossdown terhadap Middle Band, saat itu lah waktunya
Sell.
b. Apabila Middle Band berada di atas harga, maka trend yang sedang terjadi adalah
Bearish, dan ketika harga crossup terhadap Middle Band, saat itu lah waktunya Buy.
c. Konfirmasi peralihan trend dari Bearish ke Bullish atau sebaliknya dari Bullish ke
Bearish ditandai dengan terjadinya perpotongan antara Middle Band dengan Harga.
Kita perhatikan gambar berikut ini :
Apabila harga menembus Lower Band dua kali berturut-turut, itu adalah signal
terjadinya pattern Double Bottom yang merupakan indikasi akan terjadinya kenaikan
harga.
Namun untuk memastikannya, perlu konfirmasi yaitu harga menembus ke atas
(crossup) Middle Band.
Jika harga telah menembus Middle Band, saat itu lah
diperkirakan dimulainya trend naik, maka kita bisa membuka posisi Buy. Kita
perhatikan gambar berikut ini :
Apabila harga menembus Upper Band dua kali berturut-turut, itu adalah signal
terjadinya pattern Double Top yang merupakan indikasi akan terjadinya penurunan
harga.
Kondisi tersebut terjadi dengan konfirmasi yaitu harga menembus ke bawah
(crossdown) Middle Band.
Jika harga telah menembus ke bawah Middle Band, saat itu
lah diperkirakan dimulainya trend turun, maka kita bisa membuka posisi Sell. Kita
perhatikan gambar berikut ini :
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
#Disclaimer on
By @andirerei
0 Response to " Mengenal Indikator Bollinger Band "
Posting Komentar