Hero

FATAMMA Method: BUMN Konstruksi Berdasarkan Laporan Full Year 2016

Syariahsaham.com, CIANJUR -- Berikut ini materi kuliah online di room telegram @grupsyariahsaham tentang kinerja BUMN konstruksi di tahun 2016. Mari kita simak!

Apa itu FATAMMA? 
FATAMMA merupakan kombinasi analisis terhadap saham yang sedang kita perhatikan istilah ini muncul begitu saja ketika sedang menulis satu postingan di blog ini:

Saham yang naik belum tentu bagus, sebagaimana saham yang bagus belum tentu naik. Bagus atau kurang bagus ilmunya ada di fundamental analysis (FA), sementara arah naik, turun atau datar, itu bagiannya technical analysis (TA) ...FA ciamik, TA cantik, belum tentu juga harga saham naik, jika MaMa (Market Maker aka bandar) belum mau narik ...So, gabungan ketiganya FA-TA-MM Analysis mutlak dibutuhkan untuk menjaring saham yang ciamik secara FA, cantik secara TA, dan ditarik oleh MAMA, hihi ... Maka jadilah kombinasi ketiganya: FATAMMA (Fundamental, Technical, Market Maker Analysis) ... Dan, FATAMMA dalam bahasa Arab artinya, "maka jadilah sempurna .... "Dikutip dari: http://www.syariahsaham.com/2016/04/refleksi-pagi-fatamma-maka-sempurnalah.html

So, malam ini kita akan coba aplikasikan FATAMMA tersebut ke dalam emiten-emiten BUMN Konstruksi 

Tapi sebelumnya, kita cermati dulu secara keseluruhan pasar bursa kita sejak awal tahun ini. secara year to date, ada lima sektor yang menguat di tengah indeks yang melemah dari urutan pertama: pertanian, industri dasar dan kimia, pertambangan, properti konstruksi dan perdagangan 
Sektor properti termasuk salah satu sektor yang beat the IHSG, LQ45 dan JII. ok, kita lanjutkan dengan statistik singkat per sektor 
Sektor properti dan konstruksi memiliki kapitalisasi pasar kurang lebih Rp 423 triliun, PER 33,05 kali, dan PBV 1,82 kali sekarang kita masuk ke FA ... 

Mari berkenalan dulu dengan usaha dan anak usaha keempat BUMN konstruksi yang akan dibahas malam ini:ADHI, WIKA, WSKT dan PTPP 
Anak Usaha ADHI
Anak Usaha PTPP
Anak Usaha WIKA

Anak Usaha WSKT
Seperti diketahui, tiga anak usaha emiten BUMN konstruksi juga telah listing di BEI, masing-masing adalah WTON anak WIKA, PPRO anak PTPP dan WSBP anak WSKT tapi ketiganya tidak akan dibahas di sesi ini, karena berbeda industri (meski PPRO satu sektor) 

karena keempat emiten ini adalah BUMN, bagaimana dengan porsi kepemilikan Negara di keempat BUMN ini? mari kita cermati di slide berikutnya: 

Porsi RI:
ADHI 51%

WIKA 65%
 
PTPP 51%
WSKT 66%

Bagaimana dengan kinerja keempat emiten ini di tahun 2016? slide-slide berikut akan memaparkannya untuk kita semua 

Neraca Full Year 2016 
Dari gambar ini nampak bahwa WSKT adalah emiten dengan aset, liabilitas dan ekuitas terbesar, sementara ADHI memiliki aset, kewajiban/liabilitas dan ekuitas terkecil

Pendapatan dan Laba Bersih 2012-2016 
Sekarang kita beranjak ke laporan laba rugi namun, pada sharing kali ini yang dimunculkan hanya pendapatan dan laba bersih tapi dari periode 2012-2016 

kita bisa lihat bahwa pada tahun 2012, keempat emiten ini memperoleh penjualan di kisaran Rp 9-12 triliun tapi pada tahun 2016, nasib berkata lain. WSKT menembus hampir Rp 24 T, sementara ADHI 'hanya' Rp 11 T demikian juga dengan laba bersih, WSKT, PTPP dan WIKA menorehkan laba bersih di atas Rp 1 T pada tahun 2016, sementara ADHI 'hanya' Rp 313 miliar

bagaimana dengan arus kasnya? PTPP membukukan arus kas bersih positif sebesar Rp 616 miliar, sementara WSKT malah minus Rp 8 Triliun, nah ini nanti yang saya belum paham, mohon koreksi dan tambahannya di sesi Q & A 

kita lanjutkan dengan rasio keuangan dari rasio pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama 1 dan 3 tahun, WSKT masih mendominasi, ADHI malah mengalami perlambatan laba bersih dalam kurun waktu 1 dan 3 tahun terakhir dari sisi rasio keuangan lainnya, WSKT masih lebih unggul dibanding tiga emiten lainnya, kecuali dalam hal BV(book value) dan DAR(debt to asset) yang diungguli PTPP, DER (debt to equity) yang diungguli WIKA, ROA (return on asset) dimenangkan PTPP, dan PBV (price to book value) yang menjadi milik ADHI 

sumber data ini diolah dari RELAKUAT 2016 (Rekap Laporan Keuangan Akhir Tahun 2016) yang dientri oleh penulis sendiri 

jika kita bandingkan dengan rasio yang dirilis BEI bulan kemarin, PER rata-rata subsektor konstruksi sebesar 29,2 X PBV rata-rata sebesar 2,44 kali dan DER rata-rata sebesar 1,53 kali, maka PER saham konstruksi BUMN berada di bawah PER subsektornya 

adapun untuk PBV, hanya WSKT berada di atas PBV rata-rata dan untuk DER, hanya WIKA yang berada di bawah DER rata-rata bisa disimpulkan, WIKA masih 'undervalued' dalam hal PER, PBV dan DER dibandingkan rata-rata emiten di subsektor konstruksi 

TA
sekarang kita masuk ke TA untuk kajian ini saya masih pemula, silakan nanti dieksplor lebih banyak di Q & A

PTPP masih di bawah EMA30, MA100 dan MA200, strong bearish dan belum break downtrend line 

Harga penutupan terakhir WIKA berada di atas EMA30 dan MA100, namun masih di bawah MA200 yang jadi major resist nampaknya untuk perdagangan minggu depan 

WSKT sudah menjebol major support MA200, demikian juga dengan EMA30 dan MA100 
ADHI berhasil break EMA30 kemudian MA100, satu lagi major resisten yang sedang diuji di MA200 kita cermati minggu ini... 

MMA
bagaimana dengan market maker di balik keempat saham ini? saya ambil mulai dari periode minggu terakhir Januari 2017 

ADHI cenderung ada akumulasi dengan nilai beli bersih asing sebesar Rp 67 miliar. Harga average market maker ada di Rp 2146 tercatat 31 buyers dan 65 sellers, dengan selisih beli top 1 MM sebesar 190.249 lot 

PTPP cenderung ada distribusi dengan nilai beli bersih asing sebesar Rp 79 miliar. Harga average di Rp 3606 tercatat ada 49 net buyer dan 39 net seller dengan selisih jual bersih di top 1, top 3, top 5 dan top 10 market maker 

oiya, terima kasih pada IPOT atas platform trading nya yang saya gunakan untuk mencari data broker summary 

WIKA juga cenderung sedang distribusi, dengan nilai beli bersih asing sebesar Rp 2,9 miliar. Harga rerata di sekitar Rp 2.513 tercatat ada 52 netbuyer dan 40 net seller dengan selisih jual bersih pada top 1, 3, 5 dan 10

WSKT cenderung distribusi dengan nilai jual bersih asing sebesar Rp 150.7 miliar. Rerata harga di Rp 2.554 tercatat ada 63 netbuyer dan 25 netseller dengan selisih beli bersih di top 1, dan selisih jual bersih di top 3, 5 dan 10 

demikian pemaparan kita malam ini. sebagaimana di awal kuliah, sesi ini bukan ajang rekomendasi SP, hehe ... 

silakan mendiskusikan segala hal terkait empat emiten ini di sesi berikutnya. sebelum ditutup, saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan selama ini pada syariahsaham, baik melalui blog maupun room terkait.

alhamdulillah, sampai malam ini, syariahsaham.com masih menempati urutan pertama pencarian di google untuk kata kunci 'saham syariah.' 

bagi yang memerlukan file rekap laporan keuangan, boleh japri saya. 

dan ini beberapa target price dari sekuritas untuk keempat emiten
ADHI, sumber: IPOT
PTPP, sumber: IPOT

WSKT, sumber: IPOT

WIKA, sumber: IPOT

Untuk berlangganan, silakan masukkan email:

0 Response to " FATAMMA Method: BUMN Konstruksi Berdasarkan Laporan Full Year 2016 "

Posting Komentar