Hero

TobeNotes: Profit and Loss Ratio

Syariahsaham.com, PALEMBANG -- tulisan dari Kang Tobeno.

Berapa peluang harga saham akan naik?  Berapa peluang turun?  Masing-masing hanya 1/3.  Tiga puluh tiga persen.  Yang 1/3 lagi stagnant.  Harga tidak bergerak.  Jika harga stagnant kita abaikan maka peluang naik atau turun harga saham adalah 50:50.  

Artinya, jika harga saham bersifat random maka trading dengan hanya berpatokan kepada hasil lemparan uang logam akan menghasilkan 50:50.  Jika melakukan 100 kali trading maka jumlah trading untung dan rugi mendekati 50 win dan 50 lose.

Jika setiap trading merugi dibatasi hanya 1% dengan cara cut loss, sedangkan saat untung 2% melalui take profit maka portofolio akan naik 5% diperoleh dari (5x-1% + 5x2%).  Artinya, dengan winning rate hanya 50% portofolio masih tetap tumbuh. 

Namun, jika trading plan tidak mengenal cut loss dan hanya ada take profit maka pertumbuhan portofolio tidak bisa diperkirakan.  Trading plan cara ini membatasi untung tapi membiarkan loss.  

Istilahnya, cut the profits fast and let the losses run.  Kekeliruan yang nyata.

Sebagai newbie, apakah mungkin portofolio tumbuh jika WR hanya 30% dan loss 70%? Dari 10 kali trading hanya 3 kali yang profit?  Mungkin!   Jika setiap loss dibatasi hanya 2% dan saat profit 6% maka hitungannya 7x-2% + 3x6% = 4%.

Apa yang ingin disampaikan dari artikel ini?
1.  Winning rate bukanlah penentu.  Di beberapa literatur, WR 70% sudah dianggap expert.
2.  Ratio profit dan loss yang mempengaruhi portofolio.
3.  Set CL adalah keniscayaan.
4.  Secara mental trader siap untuk loss.  Cut loss 7 kali berturut-turut tidak akan membuat down.
5. Berani untuk entry karena tidak takut loss.

Be A Confident Trader!
19.01.17

Untuk berlangganan, silakan masukkan email:

0 Response to " TobeNotes: Profit and Loss Ratio "

Posting Komentar