CIANJUR, Syariahsaham.Com - Kita lanjutkan cerita Lo Kheng Hong (LKH) memilih MBAI (Baca: Saham MBAI: Belajar Investasi dari Lo Kheng Hong (1)) sebagai salah satu kisah investasi sukses di Bursa Efek Indonesia.
Mari kita lihat laporan laba rugi yang diambil dari laporan tahunan MBAI tahun 2006. Thanks before to Robert Hendrik Liembono a.k.a bei5000.com yang telah menyediakan area download laporan keuangan hampir semua emiten BEI sejak tahun 2004.
Seperti biasa dalam laporan keuangan tahunan selalu disajikan kinerja periode sebelumnya, dalam hal ini tahun 2005. Pada tahun 2005 inilah, LKH mulai menyicil saham ini di harga Rp. 250/lembar.
Bila kita melihat laporan dalam gambar berikut, tercatat bahwa laba bersih per saham (EPS) pada tahun 2005 sebesar Rp. 780. Saat LKH membeli saham ini di harga 250, ini berarti saham MBAI mempunyai Price to Earning Ratio (PER) sebesar 0,32 x alias ‘sangat murah’.
Ini hanya pandangan dari seorang newbie yang menggunakan PER sebagai salah satu indikator dalam memilih saham unggulan.
Berikut ini adalah perkembangan harga saham MBAI pada tahun 2005 dan 2006.
Kita dapat memprediksi bahwa LKH mulai masuk di MBAI pada kuartal ketiga (antara Juli, Agustus dan September) saat harga MBAI menyentuh harga lowest nya di 250.
Pada tahun 2005, MBAI ditutup di harga 400, dengan harga tertinggi di 440 dan terendah di 250. Padahal, laba bersih per saham (EPS) emiten ini sudah Rp. 780/lembar.
Artinya, saham ini, meminjam ungkapan LKH, sedang mengalami ‘salah harga’. Tetapi, mengapa tidak banyak yang membeli saham ini ya?
Terlihat dari volume yang begitu kecil, hanya 6350 lot (3.175.000 lembar) saja dalam setahun. Apalagi pada kuartal kedua 2005 (April, Mei dan Juni), saham ini mengalami ‘tidur panjang’.
Bagian 1 | Bagian 3 | Bagian 4
Kembali ke Meet Lo Keng Hong Series
Bagian 1 | Bagian 3 | Bagian 4
Kembali ke Meet Lo Keng Hong Series
0 Response to " Saham MBAI: Belajar Investasi dari Lo Kheng Hong (2) "
Posting Komentar